Selasa, 26 April 2011

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI I KONVERSI SATUAN

LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI I
KONVERSI SATUAN


TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011
1.      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari tentu kita selalu bersinggungan dengan kegiatan mengukur baik panjang, massa, maupun waktu. Banyak sekali  kegiatan sehari hari yang menggunakan besaran dan satuan misalnya pada saat mengukur panjang tali atau jarak suatu benda ke benda lain,  menimbang  berat beras  atau gandum, menghitung waktu tempuh dari rumah ke kampus, dan lain sebagainya.
Panjang, massa, dan waktu yang sering kita gunakan disebut besaran, sedangkan  ukuran untuk menyatakan besaran disebut dengan satuan. Seperti meter untuk panjang, kilogram untuk massa dan detik untuk waktu.
Besaran adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian ukuran dan memiliki satuan atau  hal – hal  yang akan diketahui ukurannya. Menurut ada tidaknya arah, Besaran dibagi menjadi dua, yaitu Besaran Vektor dan Besaran Skalar. Besaran Vektor  merupakan besaran yang  mempunyai nilai dan arah, misalnya kecepatan dan berat benda. Besaran Skalar merupakan Besaran yang hanya mempunyai nilai saja, misalnya massa benda. Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk membandingkan ukuran suatu besaran.
Melihat dari induknya, Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang sudah  tetapkan terlebih dahulu. Didalam fisika dikenal tujuh besaran  pokok yaitu panjang, massa, waktu, suhu, kuat arus, intensitas cahaya, dan jumlah zat. Sedangkan besaran turunan merupakan besaran yang diturunkan dari satu atau  lebih besaran pokok. Karena besaran turunan merupakan  kombinasi dari besaran pokok, maka satuan besaran turunan juga merupakan  kombinasi satuan besaran pokok. Aturan untuk menentukan besaran turunan adalah sebagai berikut:
1.      Jika satuan besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok, satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan besaran pokok.
2.      Jika suatu besaran turunan itu juga merupakan pembagian besaran pokok, maka satuan besaran turunan itu juga merupakan pembagian besaran satuan besaran pokok.
Dimensi suatu besaran adalah cara besaran itu tersusun oleh besaran-besaran pokok. Analisis dimensional dapat kita gunakan untuk menetahui besaran-besaran turunan  yang memiliki besaran yang sama, serta untuk menganalisis besaran atau titik suatu persamaan atau rumus.

B.      Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
·         Untuk mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam  massa, panjang, gaya, dan lain-lain.
·         Untuk menjumlahkan, mengurangi, membagikan dan mengalikan satuan.













II. TINJAUAN PUSTAKA
            Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan SI atau sebaliknya. Konversi satuan perlu dilakukan karena disetiap negara biasanya memiliki sistem satuan sendiri-sendiri. Untuk mencari kesesuaiannya diperlukan konversi satuaan. (Ari Damari, 2009)
Pengubahan satuan sering kita hadapidalam persoalan fisika. Pengubahan satuan pada dasar nya adalah mengubah nilai besaran darib satuan yg satu ke satuan yang lain. Kadang kadang besaran yang di berikan menggunakan sistem satuan yang berbeda dengan system satuan yang kita inginkan. Sebelum melakukan perhitungan kita harus menyesuaikan sistem satuan ke dalam sistem satuan yang kita kehendaki. Untuk memudahkan dalam mengubah dari awalan yang satu ke awalan yang lain, kita menggunakan tangga konversi satuan.
            Penggunaan satuan yang beraneka ragam dapat menimbulkan beberapa kesulitan. Kesulitan pertama yaitu, kesulitan dalam menentukan faktor konversi apabila ingin beralih dari suatu satuan ke satuan lain. Kesulitan kedua adalah memerlukan banyak alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Oleh karena itu, pada tahun 1960 suatu perjanjian internasional menerapkan sistem metrik sebagai system satuan internasional (SI). Sistem metrik menggunakan meter untuk satuan panjang, kilogram untuk satuan massa, dan sekon untuk satuan waktu. (Anonim,2011)
            Sistem satuan metrik memiliki keunggulan karena konversi satuan-satuannya sangat mudah yaitu berupa bilangan berpangkat n atau 10n misalnya105. (Kamajaya, 2007)



III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum berjudul Konversi Satuan, dalam praktikum Satuan Operasi dilakukan pada hari Selasa 15 Maret 2011 dan 29 Maret 2011 pukul 13.00 – 15.00 yang dilakukan di Laboratorim Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian Unuversitas Sriwijaya.

B.     Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat adalah :


Kalkulator.
C.    Cara kerja
Cara kerja praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.      Setiap kelompok praktikan diberikan soal-soal konversi satuan oleh para asisten.
2.      Praktikan diharapkan dapat mengerjakan soal-soal tersebut dengan mengetahui satuan-satuan yang telah dijelaskan oleh asisten sebelumnya.








IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Soal
1. Jika sebuah mobil menempuh jarak Jakarta-Bandun dengan kecepatan 10  dan   sebuah bis dengan kecepatan 150% dari kecepatan mobil tersebut.    Berapa kecepatan bis tersebut dalam km/h?
   Jawab :
  Kecepatan mobil = 10
   Kecepatan bis 150%
   150% × 10 m/s = 150% × 10
                         =  1,5 × 10
                   =  15
                  = 15  x  x   
                  = 54 km/jam

2. Ubahlah 2 joule + 50 Btu = …….Btu
    1 joule = 9,484 .  = 18,968 ×
                                               = 
                                          = 0,00189 + 50 Btu
                                          = 50,00189 Btu
Satuan dan Faktor Konversi
1 mm = 1000 mikron
1 cm = 10 mm
1 kg = 1000 gr
1 lb/m2 = 0,07033 kg/cm2 = 0,068 atm
1 btu/kaki2 jam 0F = 12 btu in/kaki-2 jam 0F
1 kaki = 12 inci = 30,48 cm
1 lb = 0,453 kg

Soal:
1)  1,46 kg/m3   = .... lb/ft3
2)  0,74 gr/l       = .... lb/ft3
Jawab :
1)   
             
               = 115,1 lb/ft3

Ø  Dik: 1 lb = 453 gr
         1 l = 1 dm3
         1 dm3 = 1000 cm3
         1 ft = 30,48 cm
         1 ft3 = (30,48)3 cm3
                  = 28316, 84659 cm3
              1 L = 1000 cm3
              1 L =  Ft3 = 0,03531 ft3
2)   



=

=  0,462632139 lb/ft3
B.     Pembahasan
Pada Praktikum yang ketiga yaitu “Konversi Satuan”, yang bertujuan untuk mengubah satuan-satuan dan fungsi persamaan dalam  massa, panjang, gaya, dan lain-lain, dan Untuk menjumlahkan, mengurangi, membagikan dan mengalikan satuan. Sebelum  melakukan praktikum ini, terlebih dahulukita harus mengetahui beberapa istilah yang berkaitan dengan Konversi satuan. Konversi satuan merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada kedalam  satuan SI atau sebaliknya. Besaran adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian ukuran dan memiliki satuan atau hal-hal yang akan diketahui ukurannya  Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan suatu ukuran besar. Satuan atau satuan ukur atau unit digunakan untuk memastikan kebenaran pengukuran atau sebagai nilai standar bagi pembanding alat ukur, takar, timbang dan perlengapannya untuk melindungi kepentingan umum. Digunakan dalam berbagai disiplin ilmu untuk mendefinisikan berbagai pengukuran, rumus dan data .
Dimensi adalah suatu yang dinyatakan secara umum dalam besaran primer. Dalam penggunaan umum, dimensi berarti parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sifat-sifat suatu objek yaitu panjang, lebar, dan tinggi atau ukuran dan bentuk. Dalam matematika dan fisika, dimensi adalah parameter yang dibutuhkan untuk menggambarkan posisi dan sifat-sifat objek dalam suatu ruang. Dalam konteks khusus, satuan ukur dapat pula disebut dimensi meter atau inchi.
Dimensi mempunyai beberapa kegunaan antara lain :
1.      Untuk menentukan kesetaraan dua buah besaran. Kesetaraan dua besaran dapat dilihat dari dimensi masing-masing, jika dimensinya sama maka dinyatakan kedua besaran itu setara
2.      Untuk menentukan ketepatan suatu persamaan. Benar tidaknya sebuah persamaan dapat dilihat secara cepat dengan melihat dimensinya. Jika dimensi dikedua ruas sama maka persamaan tersebut benar
3.      Untuk menentukan satuan besaran turunan dalam besaran dasar.
4.      Untuk mengonversi satuan dari sistem cgs ke MKS atau sebaliknya.
Faktor konversi adalah angka tidak berdimensi yang merupakan ekivalensi satuan yang bersambutan. Pada operasi, penambahan dan pengurangan dimensi dari bilangan yang dioperasikan harus sama, sedangkan dalam perkalian atau pembagian tidak ada syarat dalam pengoperasiannya.
            Dalam kehidupan kita terdapat 4 sistem satuan yaitu :
1.      Absolute Dynamic System (cgs)
2.      English Absolute System (fps)
3.      Sisitem Internasional (mks)
4.      Gravitational system
·         British                         : ft, Sec, slug
·         American                   : ft, sec, lbm, lbf
Sistem Internasional Sistem Satuan Internasional ( dalam bahasa perancis : Système Internasional d’Unitès arau SI ) adalah sistem satuan atau besaran yang paling umum digunakan. Pada awalnya sistem ini merupakan sistem MKS, yaitu panjang (meter), massa (kiligram), dan waktu (detik/sekon). Sistem SI ini secara resmi digunakan disemua negara di dunia kecuali Amerika Serikat (yang menggunakan Sistem Imperial), Liberia, dan Myanmar.
Dalam sistem SI terdapat 7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa dimensi. Selain itu, dalam sistem SI terdapat standar awalan – awalan (prefix) yang dapat digunakan untuk penggandaan atau menurunkan satuan – satuan lainnya.
Dalam Praktikum  ini, kita akan diberikan nilai konversi dari beberapa satuan. Misalnya 1 lb/m2 = 0,07033 kg/cm2 = 0,068 atm. Kemudian Asisten akan memberikan kita soal yang harus dijawab dengan berpedoman pada nilai konversi yang telah diberikan.









V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Konversi satuan  merupakan cara untuk mengubah satuan yang ada ke satuan SI atau sebaliknya.
  2. Satuan adalah sesuatu yang digunakan untuk menyatakan ukuran besar.
  3. Besaran adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian ukuran dan memiliki satuan atau hal – hal yang akan diketahui ukurannya. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
  4. Dimensi adalah satuan yang dinyatakan secara umum dalam besaran primer.
  5. Faktor konversi adalah angka tak berdimensi yang merupakan ekivalensi satuan yang bersambutan.
  6. Terdapat empat sistem satuan yang diakui,  yaitu absolute Dynamic system, English absolute system , Sistem Internasional, dan gravitational system.  












DAFTAR PUSTAKA
Anonim.www,wikipedia.org diakses tanggal 4 April 2011
Fried.H.George.Ph.D.2005.Fisika Universitas.Erlangga : Jakarta.
Anonim.www.google.com diakses tanggal 3 April 2011
Kanginan , M. 2002 . Fisika. Grafindo. Jakarta.
Setiabudidaya, Dedi. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Laboratorium Dasar
 Bersama. Unsri Indralaya.
Soedojo, peter. 1999. Fisika Dasar. Penerbit Andi : Yogyakarta

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN OPERASI I SUHU


LAPORAN PRAKTIKUM
SATUAN OPERASI I
SUHU



TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011

I. PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
Meskipun ilmu panas berkaitan erat dengan mekanik, sehingga misalnya timbul istilah termodinamika, namun gejala panas bukanlah gejala mekanika; maksudnya, gejala panas diindera melalui perabaan, bukannya melalui penglihatan seperti halnya mekanika. Untuk itu perlu diciptakan alat ukur suhu yand dinamakan thermometer, yang didasarkan atas perubahan keadaan fisis akibat pemanasan.
             Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 – 1744) sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 – 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K  ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C. Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F
          Termodinamika memainkan peran penting dalam analisa sistem dan piranti yang dalamnya terjadi perpindahan dan transformasi energi. Implikasi termodinamik bercakupan jauh, dan penerapannya membentang ke seluruh kegiatan manusia. Bersamaan dengan sejarah teknologi kita, perkembangan sains telah memperkaya kemampuan kita untuk memanfaatkan energi dan menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan masyarakat.


B.TUJUAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui konversi satuan suhu dari berbagai skala dan mengetahui kenaikan titik didih.

 
 


II. TINJAUAN PUSTAKA
Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnya energi kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas, suhu diukur dengan menggunakan termometer (kamus kimia : balai pustaka : 2002),                                                              Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem. Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Sebagai contoh ketika kita memenaskan sebatang besi, besi akan memuai, begitu pula ketika zat cair. Ketika kita mendinginkan air sampai suhu di bawah nol, air tersebut berubah menjadi es.
 Sifat-sifat benda yang bias berubah akibatnya adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik. Dengan demikian sifat termometrik menunjukkan adanya perubahan suatu benda. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukut suhu sebuah benda. Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan pada beberapa sifat termometrik zat seperti pemuaian zat padat, pemuaiangas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya atau radiasi benda.
 Termodinamika berkaitan dengan system yang berada dalam keseimbangan termodinamik. Suatu sistem dikatakan telah mencapai suatu tingkat keadaan kesetimbangan termodinamik apabila tidak memungkinkan lagi untuk mengubah tingkat keadaannya secara spontan. Sifat sistem ini, hanya apabila suatu system berada dalam kesetimbangan termodinamik karena sifat ini akan berlaku pada system secara keseluruhan. Setiap perubahan tingkat keadaan sistem tersebut, akan mengarah keberalihnya system dari kesetimbangan termodinamik, yang akan menyebabkan kesulitan dalam memerikan tingkat keadaan bagian dalam (interior) sistem ini sedemikian kecilnya (infinitesimal). Apabila suatu system mengalami proses kuasi-kesetimbangan, setiap tingkat keadaan berikutnya yang melaluinya sistem lewat akan dianggap berada dalam kesetimbangan, dan potensial termodinamik sistem dan potensial sekelilingnya akan sama (Kronig, 1959).
          Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda. Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan pada beberapa sifat termometrik zat seperti pemuaian zat padat, pemuaian zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik, dan intensitas cahaya (radiasi benda).
Pembuatan skala pada termometer memerlukan dua titk referensi. Titik pertama dipilih titik beku, yaitu suhu campuran antara es dan air pada tekanan normal. Ini terjadi pada saat air mulai membeku. Titik beku yang dipilih adalah titik didih yaitu suhu ketika air mendidih pada tekanan normal. Kedua titik referensi tersebut sering disebut titik tetap atas dan titik tetap bawah. Tiga macam skala yang biasa digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala celcius, skala fahrenheit, dan skala kelvin. Skala Fahrenheit didasarkan pada titik beku 320F dan titik didih 2120F. Dengan demikian dalam jangkauan antara titik beku dan titik didih ini terdapat 180 bagian, dimana setiap bagian (skala) menunjukkan satu derajat. Oleh karena itu, satu derajat Fahrenheit adalah 1/180 kali perubahan suhu antara titik beku dan titik didih.
Skala Celcius didasarkan pada titik beku 00X dan titik didih 1000C. Dengan demikian, terdapat 100 bagian (skala) dalam daerah antara kedua titik referensi ini. Oleh karena itu, satu derajat Celcius adalah 1/100 kali perubahan suhu antara suhu titik beku dan titik didih.
Skala Kelvin, berbeda dengan dua skala yang lain, didasarkan pada suhu terendah yang mungkin, yaitu -2730C. Oleh karena itu, skala nol pada skala Kelvin sama dengan -2730C. Biasanya, skala Kelvin disebut sebagai skala mutlak (absolut) atau skala termodinamik. Satuan Kelvin inilah yang digunakan sebagai satuan SI untuk suhu. Untuk mengubah satuan suhu dari skala Celcius ke skala Kelvin atau sebaliknya tentu saja sangat mudah, yaitu hanya dengan menambahkan 273 pada skala Celcius.


            K = C + 273
K = Suhu pada skala Kelvin
C = Suhu pada skala Celcius
                                    C =   (F – 32)
                                    F =  C + 32
                                    C =  R
                                    F =  R + 32


Jika temperatur diukur dengan beberapa thermometer, dan jika setiap termometer menggunakan zat termometrik yang berbeda, pembacaan termometer itu kelihatannya akan identik hanya pada satu titik tetap. Ini karena dalam menera suatu termometer dianggap bahwa sifat termometriknya berubah terhadap temperatur dalam pola yang linear. Hubungan linear demikian hanya berlaku sebagai pendekatan pertama, sifat termometrik setiap zat biasanya berubah terhadap temperatur dalam karakteristik dan caranya sendiri. Oleh karena itu, temperatur yang diukur oleh termometer yang berbeda tidak dapat diharapkan benar-benar berimpit kecuali pada satu titik tetap. Temperatur termodinamik (temperatur mutlak) haruslah tak tergantung pada sifat-sifat sistem tertentu dan temperatur ini didasarkan pada hukum termodinamik kedua. Skala gas ideal menunjukkan temperatur yang berimpit dengan termodinamik (Adam Page, 1949).
Adapun dasar dari pada termometri yaitu pengukuran suhu adalah hukum termodinamika ke nol, yang menyatakan bahwa dua benda yang masing-masing dalam keadaan setimbang termis dengan benda yang ketiga, adalah dalam keadaan setimbang termis satu sama lain. Yang dimaksud setimbang termis ialah tidak terjadinya perubahan keadaan fisis bilamana disinggungkan atau disentuhkan atau ditempelkan satu sama lain. Dengan menyatakan kesetimbangan termis sebagai kesamaan suhu, hukum termodinamika ke nol tidak lain menyatakan bahwa dua benda yang suhunya sama dengan suhu benda ketiga, suhunya adalah sama satu sama lain, sehingga jika benda yang suhunya sama harus terbuktikan sama oleh termometer itu (Walton, 1998).
 




                                       III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A.    Tempat dan Waktu
Praktikum berjudul Suhu, dalam praktikum Satuan Operasi dilakukan pada tanggal 22 maret 2011 hari selasa pukul 13.00 sampai dengan selesai yang dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sriwijaya.

B.     Alat dan Bahan
                Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
·         Termometer
·         Pemanas
·         Gelas ukur
·         Stopwatch
·         Beaker glass
                Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Aquadest.
C.    Cara Kerja
Cara kerja praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.      Dengan volume tertentu, sampel diukur dengan menggunakan gelas ukur, setelah itu sampel dipindahkan ke dalam beaker glass’
2.      Kemudian sampel yang telah berada di dalam beaker glass diukur suhunya (sebagai suhu awal). 
3.      Sampel tersebut dipanaskan diatas alat pemanas dengan wakti tertentu.(sesuai dengan berbagai perlakuan/lamanya proses pemanasan)
4.      Ulangi percobaan dengan berbagai volume sebanyak 3 kali.
5.      Analisa data berdasarkan perhitungan ketidakpastian pengukuran  percobaan.

      



























IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



A.    Hasil
KEL.
Volume (ml)
Waktu (menit)
Suhu
0C
0F
0R
0K
1
25
0
30
86
24
303
5
55
131
44
328
10
65
149
52
338
2
50
0
29
84,2
23,2
303
5
48
118,4
38,4
321
10
58
136,4
46,4
331
3
75
0
28
82,4
22,4
301
5
75
167
60
348
10
89
192,2
71,2
362
4
100
0
29
84,2
23,2
302
5
70
158
56
343
10
89
192,2
71,2
362

B.     Pembahasan
             panas jenis adalah panas yang diterima suatu zat dibagi hasil kali massa dan selisih suhu, kalor lebur adalah kalor yang diterima suatu zat dimana massa benda dikalikan kalor lebur benda, kalor uap adalah kalor yang diterima statu zat untuk menguap dimana massa diaklikan kalor uap zat. setelah membeikan penjelasan tentang pengertian dari yang disebutkna diatas, praktikan menulis satuan-satuan suhu yaitu dari derajat Celcius, Reamur, Kelvin, Fahrenheit, dan Rankie, dan kemudian terakhir mengerjakan soal dengan melengkapi kotak yan berisi derajat suhu yang perlu dikerjakan. setelah semua selesai praktikum juga selesai dengan baik dan tentram.
Skala Celcius beku 0oC dan titik didih 100oC. Dengan demikian, terdapat 100 bagian (skala) dalam daerah antara kedu titik referensi ini. Oleh karena itu, satu derajat Celcius adalah 1/100 kali perubahan suhu antara suhu titik beku dan titik didih. Skala Kelvin, berbeda dengan dua skala yang lain, didasarkan pada suhu terendah yang mungkin, yaitu -273oC. Oleh karena itu, skala nol pada skala Kelvin sama dengan -273oC. Satu Kelvin. Biasanya,skala Kelvin disebut sebagai skala mutlak (absolut) atau skala termodinamik. Satu Kelvin inilah yang digunakan sebagai satuan SI untuk suhu.untuk mengubah satuan suhu dari skala Celcius ke skala Kelvin atau sebaliknya tentu saja sangat mudah , yaitu hanya dengan menambahkan 273 pada skala celcius.
Pada praktikum kali ini, kelompook satu memanaskan sampel selama 15 menit dengan temperatur awal 300C dan setelah dipanaskan temperatur akhir 650C.setelah dihitung dalam suhu kelvin mendapatkan suhu sebesar 338K, farenheit 1490 C dan reamur 38,4 K. Kelompok dua dengan temperatur awal 290C dan setelah dipanaskan temperatur akhir 580C, farenheit 136,40F reamur 46,40R dan kelvin 3310K.
Pada kelompok tiga didapat suhu akhir 8900C, farenheit 217,80F,reamur 46,40R dan kelvin 3310K. Sedangakan pada kelompok empat terdapat suhu akhir 890C farenheit 192,20F Reamur 71,20R dan kelvin 3630K
























V. KESIMPULAN



Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat menarik kesimpulan, yaitu :
1.      Suhu adalah ukuran kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda.
2.      Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda.
3.      Sifat-sifat benda yang bias berubah akibatnya adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik.
4.      kalor uap adalah kalor yang diterima statu zat untuk menguap dimana massa diaklikan kalor uap zat.
5.      Konversi satuan suhu dirumuskan:
K = C + 273
C =   (F – 32)
            F =  C + 32
            C =  R
            F =  R + 32
6.      Saat memindahkan aquadeat dari alat pemanas praktikan harus menggunakan sarung tangan.






DAFTAR PUSTAKA

Anonim. www.google.com diakses tanggal 29 Oktober 2010

Kronig. 1959. Textbook of Physics. Pergamon Press

Page L., N. I. Adams. 1949. Principle of Electricity. Van Norstrand

Walton, HF. 1998. Interactive Science. Edisi ke-3. McGraw-Hill, Inc : New York.

http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/